International Shipping: A Solution to Level Up Your Distribution

Adakah dari Sobat Shipper yang memiliki bisnis online dan menjual produknya melalui e-commerce maupun social media? Sebagai seorang pebisnis, tentunya kita ingin bisa menjangkau seluruh customer dari berbagai daerah, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan sekarang ini sudah banyak brand lokal yang mulai mengiklankan produknya di luar negeri demi memperluas target konsumen mereka! Tidak hanya brand-brand besar saja, ternyata UMKM juga sudah mulai “melek” terhadap pangsa pasar global dan mulai menjual produknya secara internasional, lho.

Berdasarkan berita di portal katadata.id tahun 2021, sebuah E-Commerce telah berhasil mengekspor 1,5 juta produk UMKM lokal ke enam negara, yakni Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, FIlipina, dan Brasil. Sejak pandemi Covid-19, permintaan ekspor produk UMKM lokal cukup tinggi, dan sangat memungkinkan untuk terus mengalami peningkatan. Sebagai perusahaan di bidang Fulfillment & Logistic Services, kondisi tersebut bisa menjadi peluang bisnis yang sangat besar. Sesuai dengan Visi Shipper yang berbunyi “Moving Society Forward” dengan Misi “Making Supply Chain Accessible for Everyone”, Shipper menyediakan services baru untuk menjadi solusi para pebisnis dalam memaksimalkan rantai supply chain, terutama pada bagian pengiriman, yaitu International Shipping Services.

Nah, di Article Learning kali ini, Edgina Kurniawan sebagai Services Owner 2 dari Tim E-Commerce hadir untuk menjelaskan lebih lanjut terkait International Shipping Services yang Shipper miliki supaya para pebisnis bisa go international!

Layanan dan service dari International Shipping

Saat ini International Shipping hanya menyediakan jasa Air Freight dengan pengiriman Express saja. Shipper juga dapat menyediakan Sea Freight, namun project yang ditangani belum terlalu banyak. Itulah mengapa Tim E-Commerce sedang berusaha untuk menggali lebih dalam tentang apa saja yang bisa dilakukan melalui Sea Freight, mulai dari tipe-tipe barang yang dapat dikirim hingga market analysis dan penentuan cara meng-approach customer. Selain itu juga kualitas dan kapabilitas Vendor menjadi hal yang perlu diperhatikan sehingga kita bisa memberikan banyak services dengan harga kompetibel.

Untuk Air Freight, Shipper dapat menerima pengiriman door-to-door dan nantinya Sea Freight dapat memberikan layanan door-to-door, port-to-port, maupun port-to-door. Namun saat ini masih ada beberapa keterbatasan pengiriman yang dialami, misalnya terkait dengan komoditas barang yang dapat dikirim. “Memang belum semua barang bisa kita bantu, tapi kita berusaha untuk add more 3PL buat make sure kita bisa shipment makin banyak komodit. Tapi tetap akan menyesuaikan Terms and Condition dari masing-masing negara juga,”. Meskipun begitu, Tim E-Commerce selalu memastikan kalau barang dapat terkirim hingga tujuan. Kalaupun ada permasalahan yang timbul dan memerlukan biaya tambahan, Tim E-Commerce akan langsung menghubungi customer agar lebih transparan dan customer juga tidak mengalami kebingungan. Dari segi kesiapan dokumen, Shipper tidak dapat membantu mengurus perizinan impor ekspor barang, dan hanya akan mengingatkan kembali kepada customer untuk menyiapkan hal-hal yang diperlukan sebelum pengiriman berjalan.

Minimum paket untuk menggunakan layanan International Shipping

Sobat Shipper, siapa nih yang pernah coba mengirimkan paket menggunakan Shipper Web? Kalau pernah, pasti tahu dong bahwa tidak ada minimum paket yang ditentukan untuk menggunakan jasa kirim dari Shipper. Nah begitu pula dengan International Shipping! Shipper siap pick up paketmu meskipun cuma satu. Jadi para seller bisa mengirimkan barangnya ke luar negeri setiap ada order yang masuk meskipun hanya satu. Tapi ketika volume pick up bisa lebih banyak, customer akan mendapatkan benefit-benefit lain seperti misalnya harga yang lebih murah. “Misalnya ada seller A dan seller B. seller A memiliki 500 paket perbulan sedangkan seller B cuma punya 10. Itu kan udah pasti nanti harganya berbeda, tapi itu gak mungkin kita mention di semua customer kan. Jadi kita akan bener-bener lebih ke custom sih, dan udah siapin benefit-nya. Jadi as a Service Owner juga kita mesti mikirin pricing-nya kaya gimana, dan make sure kalau pricing normalnya berapa, sampai nanti ke diskonnya itu bisa berapa, maksimalnya berapa, kaya gitu,”.

Track paket secara real time!

Transparansi mengenai keberadaan paket menjadi hal penting bagi customer. Melalui Shipper Web, para customer dapat mengetahui dimana paket mereka berada secara real time melalui Air WayBill (AWB) yang tercantum pada setiap order pengiriman. “Once shipment-nya udah ke create, udah ke checking, kita pasti akan bikin AWB-nya kan, itu nanti akan bisa kita cek di Website. Dan saat mereka sign Letter of Protection (LOP) pun kita sudah memberikan estimasi pengiriman,”.

Full service dari penyewaan gudang hingga International Shipping

Shipper sangat terbuka dengan berbagai opportunity yang ada. Apabila memang customer membutuhkan services dari mulai gudang hingga International Shipping, tentu Shipper siap memenuhinya!

Promo dari Shipper!

Siapa nih yang siap mengincar promo? Ke depannya, akan ada promo-promo yang di-launch untuk para pengguna International Shipping lho. Promo yang diberikan bentuknya akan lebih seasonal, jadi jangan sampai ketinggalan ya Sobat Shipper

International Shipping ke negara mana saja?

Banyaknya negara yang ter-cover akan bergantung dengan 3PL masing-masing. Untuk saat ini, 3PL yang bekerja sama dengan Shipper mampun untuk meng-cover semua area. “Ada yang memang 3PLnya kuat di Asia, ada yang memang kuatnya di Europe, ada yang kuatnya di US. Jadi memang kita bisa shipment ke mana aja. Cuma memang ada juga 3PL yang memang gak mengirimkan beberapa barang ke area khusus,”. Beberapa area yang menjadi top destination para customer adalah US, Asia, Europe, dan Australi. Jenis barang yang dikirimkan sangatlah beragam, tergantung dari market di Indonesia. “Let’s say contohnya adalah Bali. Itukan banyaknya garmen, baju-baju yang biasanya dipakai oleh atau dimiliki oleh warga negara asing. Jadi kebanyakan garmen. Terus ada juga merek makanan kering, itu sering juga. Atau spare part gitu-gitu sih,”

Apakah customer dari luar negeri dapat mengirimkan barangnya ke Indonesia, atau negara lain, menggunakan Shipper?

Sobat Shipper tahu dong kalau saat ini perusahaan sedang melakukan ekspansi ke berbagai Negara dan akan terus berkembang. Sejauh ini, International Shipping hanya menyediakan jasa ekspor dari Indonesia ke berbagai negara saja. Namun Tim E-Commerce sudah merencanakan untuk menambah services lain seperti impor.

Added value dari International Shipping

Setiap services yang Shipper berikan untuk para customer pasti memiliki nilai tambah tersendiri agar dapat bersaing dengan kompetitor. Berikut adalah beberapa added value yang Shipper miliki:

Tidak ada minimum paket! Berapapun paketnya pasti kita pick up, jadi siapapun bisa menggunakan services International Shipping

Shipper menyediakan banyak opsi 3PL yang bisa customer pilih. Customer bisa menentukan mau ambil harga paling murah atau SLA yang terbaik

Customer bisa mendapatkan harga base rate yang lebih kompetitif dibanding pesaing

Gimana menurut Sobat Shipper? Penawaran yang menarik bukan? Semoga ke depannya kita bisa mengembangkan services International Shipping ini supaya bisa menjangkau lebih banyak customer, dan mendukung mereka dalam memasarkan produk di global market!

Shipper Learning Center’s Transformation Journey: From Training into Variety Learning Products & Programs

To start, kira – kira ada ngga nih di antara Sobat Shipper yang butuh training? Atau mungkin perlu mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimiliki terkait suatu skillset, baik soft skill atau hard skill? Atau masih ada yang bingung nih terkait dengan beberapa product knowledge yang Shipper miliki?

Eits, jangan sedih jangan gundah, Sobat Shipper. Pertanyaan – pertanyaan tersebut bisa dijawab oleh salah satu team di Shipper yang memang bertugas untuk memberikan insights serta knowledge terkait dengan hal – hal yang berbau dengan product knowledge di Shipper. Tapi, ternyata bukan hanya sebatas training product knowledge aja loh, Sobat Shipper. Team ini juga memiliki andil dalam beberapa program seperti Kampus Merdeka, Leadership Development Program, dan juga Shipper University.

Ayooo, makin penasaran nggak nih sama mereka? Yes, jawabannya adalah Shipper Learning Center (SLC)!

Selain melaksanakan training, SLC team juga menciptakan beberapa program dan learning products, loh! Namun mungkin banyak nih diantara teman – teman yang masih kurang tau soal program – program yang berada di bawah naungan Shipper Learning Center ini, atau pun terkait dengan Shipper Training Center yang juga belum lama ini diresmikan. Tanpa menunggu lebih lama, yuk simak pembicaraan yang kita lakukan bersama dengan Mas Putra Rizqi Agung Usman selaku Senior Manager of People Development di Shipper.

Awal mula terbentuknya Shipper Learning Center (SLC) hingga menjadi sebuah learning department di Shipper?

Shipper Learning Center dibentuk awal tahun 2021 atas initiative dari Mas Putra yang ingin membuat sebuah inovasi dan transformasi dalam sebuah room of growth yaitu Shipper Learning Center. “Sebelumnya kita hanya fokus memberikan training terkait dengan product knowledge, yang mana pada saat itu kita hanya melakukan training Mitra dan Warehouse (WMS Merlin dan TMS Transflynn). Kemudian muncul keinginan untuk membuat sebuah transformasi, transformation to not only just for the trainer team, tempat untuk kita belajar dan mengembangkan diri, dan berusaha untuk finding identity dari trainer team. Dan tercetuslah nama Shipper Learning Center.” Ungkap Mas Putra.

Nah, Sobat Shipper tau nggak nih, kalau ternyata, pencetus nama Shipper Learning Center itu none other than Pak Budi Handoko. Beliau tertarik untuk membuat sebuah program yang bisa membantu para fresh graduates ketika mereka lulus dari universitas. Maka dibuatlah program yaitu Shipper Warehouse Bootcamp. Dari situ, barulah perjalanan Shipper Learning Center dimulai dengan berjalannya dua program yaitu Shipper University untuk internal dan Shipper Academy untuk eksternal.

Shipper Learning Center itu department seperti apa sih?

SLC atau Shipper Learning Center ini adalah sebuah departemen yang awalnya dikhususkan untuk para trainer, yang kemudian bertransformasi menjadi sebuah wadah yang tujuannya memberikan insights dan knowledge dari dan untuk Shipper. “Jadi kita ingin membuat inisiatif – inisiatif baru yang berbeda, mengeluarkan ide – ide baru yang sekiranya bisa menambahkan value untuk Shipper dan Shipper Troopers. Ada banyak new ideas yang kita ingin lakukan dan kembangkan melalui Shipper Learning Center ini, bukan hanya memberikan training, tapi seperti melakukan Open Class dan membuat Learning Products seperti Bitesize dan Editor’s Choice.” Jelas Mas Putra.

Turning Point dari Shipper Learning Center sendiri ternyata pada bulan Maret 2021, di mana pada saat itu mereka pertama kali memberikan presentasi ke client dan kemudian dilanjutkan dengan Shipper Seller Series yang mana hal tersebut pertama kali dilakukan oleh Shipper yang ditujukan untuk para pelaku bisnis kecil dan menengah (UMKM).

Peran SLC untuk Shipper

Seperti yang sudah dikatakan di pertanyaan sebelumnya bahwa SLC atau Shipper Learning Center memiliki peran sebagai business strategist yang bukan hanya menjadi jembatan pengetahuan, tetapi juga bisa memberikan keuntungan dan benefit bagi perusahaan. Seperti apa contohnya? Well, Shipper Troopers pasti pernah mendengar atau mungkin familiar dengan program Shipper Seller Series yang dilakukan rutin dengan mengajak para pelaku bisnis UMKM di seluruh Indonesia atau Shipper Academy yang juga dilakukan secara rutin untuk tujuan eksternal.

Inisiatif-inisiatif dari SLC

Ada cukup banyak inisiatif – inisiatif yang muncul atau diciptakan oleh team Shipper Learning Center, diantaranya adalah :

1. Individual Development Plan atau IDP adalah penilaian karyawan terhadap posisinya saat itu. Tujuan dari IDP ialah untuk melakukan standarisasi terhadap skillset dan competencies yang harus dimiliki karyawan pada posisi tertentu dan dengan adanya standarisasi tersebut, maka diharapkan semua karyawan memiliki skill set yang sama dan merata. Selain itu IDP ini juga bisa dijadikan validasi untuk promosi, apakah mereka layak untuk naik ke level tertentu (di samping penilaian atasan dan performance appraisal dari HR).

2. Career Counseling, bertujuan untuk memberikan assessment kepada karyawan terkait dengan minat karirnya, dengan harapan mampu lebih aware dengan strengths & weaknesses serta potensi yang dimiliki. Fungsinya untuk memfasilitasi karyawan yang merasa “lost” dan clueless dengan apa yang dikerjakannya, ataupun minat karir yang diinginkan. Dengan career counseling, kita bisa menumbuhkan awareness terhadap kemampuan dan minat diri yang dimiliki, karir apa yang lebih sesuai, serta memberikan arah terkait dengan goals yang diinginkan.

3. Coaching Clinic, yang bertujuan untuk memberikan konseling atau bantuan terhadap karyawan yang mempunyai masalah di pekerjaannya (mengenai leadership, workplace, workflow, mental issues, dsb). Coaching clinic juga merupakan sebuah wadah bagi karyawan untuk menyalurkan perasaan, aspirasi, atau sesuatu yang ingin disampaikan. Dengan mengikuti coaching clinic, harapannya kita bisa membantu karyawan agar bisa lebih ‘relieve’, menjadi tempat curhat yang solutif, mendorong mereka untuk “rethink” terhadap permasalahannya, dan menampung aspirasi-aspirasi karyawan.

4. Workload Analysis, bertujuan untuk mengetahui apakah beban kerja karyawan sudah sesuai dengan jobdesknya atau belum, serta memberikan gambaran seberapa besar beban kerja yang ditanggung oleh karyawan pada tiap level & department. Dengan workload analysis, kita bisa memberikan gambaran mengenai load tugas karyawan sehingga pekerjaannya bisa dianalisis untuk menghasilkan workload yang sesuai serta mampu memberikan insight mengenai berapa manpower yang diperlukan pada setiap posisi atau level tertentu agar pekerjaan bisa berjalan dengan efektif & maksimal.

5. Incubator Program, adalah program yang bertujuan untuk melakukan standarisasi kompetensi dan kemampuan karyawan pada level tertentu melalui development program yang disesuaikan. Incubator Program digunakan sebagai development program agar karyawan memiliki pengetahuan yang baik mengenai pekerjaannya serta memiliki skills yang menunjang pekerjaannya.

6. Variety Learning Products seperti Bitesize posters, Article Learning, Editor’s Choice yang tiap bulannya selalu berbeda yang bertujuan untuk mengcover learning behavior seperti suara, gambar, visual dsb.

Learning habit di Indonesia

Learning habit adalah sebuah kebiasaan yang terbentuk oleh pola pikir untuk terus belajar dan berkembang. Nah, learning habit ini bisa kita kaitkan dengan minat baca dari masyarakat Indonesia, Sobat Shipper. Yang mana, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua dari bawah soal literasi dunia. Kemudian menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan loh Sobat Shipper, yaitu hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Jadi, apa yang perlu kita lakukan? Nah, itu sebabnya team Shipper Learning Center ingin membantu membangun learning habit banyak orang, bukan hanya di Shipper saja, tetapi masyarakat Indonesia. Mas Putra juga menegaskan bahwa kita harus mau membangun minat baca dan belajar orang lain, dan salah satu caranya adalah dengan terus menerus sharing knowledge dengan berbagai cara, bisa dengan training, variety learning products dsb.

Training yang dilakukan dalam bentuk apa saja?

Bentuk training yang dilakukan oleh team SLC itu berbeda – beda loh, Sobat Shipper. Mengapa demikian? Karena, setiap individu itu kan berbeda – beda, maka cara dan tipe belajarnya pun juga pasti berbeda. Ada yang harus menggunakan visual yaitu dengan menyertakan banyak gambar dan ilustrasi, lalu ada yang menggunakan audio yaitu dengan mendengarkan suara seperti Podcast atau audio voice, dan ada yang menggunakan tulisan yaitu dengan membaca dan memahami buku, artikel ilmiah, blog dsb. “SLC as a team provides those different kinds of methods, sebagai satu team, SLC mempersiapkan berbagai macam bentuk training, seperti webinar, on-site training, ataupun melalui guideline material.” Ungkap Mas Putra.

Perbedaan antara Shipper University dan Shipper Academy

Ok, untuk Sobat Shipper yang belum tau atau masih bingung terkait dengan Shipper University dan Shipper Academy, yuk simak penjelasan dari Mas Putra terkait keduanya:

1. Untuk Shipper University, memiliki tujuan untuk menjadi sebuah Learning Business Partner yang mampu menyelesaikan masalah baik dalam kebutuhan training untuk internal maupun eksternal. Contohnya, who would have thought bahwa misalnya ada suatu team yang ternyata membutuhkan leadership training, atau communication training, dan dsb. Selain itu, untuk sasaran eksternal, Shipper University juga mampu mendukung visi dari Shipper yaitu moving society forward dengan melakukan training yang ditujukan untuk UMKM. Dan yang terakhir Shipper University juga mendukung misi Shipper yaitu making supply chain accessible for everyone yaitu dengan memberikan training untuk para fresh graduates dari top-tier universities agar mereka lebih memahami terkait dengan logistik.

2. Lalu untuk Shipper Academy, memiliki tujuan yaitu agar Shipper Academy bisa memiliki satu legalitas hukum yang kedepannya mampu dipertimbangkan validasinya ketika ada training terkait logistik serta mampu mendapatkan profit bagi Shipper. Kemudian melalui Shipper Academy, kita mampu menjadi “Top of Mind” di mana ketika orang – orang ingin belajar mengenai logistik, maka akan langsung ke Shipper Academy.

Support dari Shipper Troopers untuk perkembangan team SLC

Support dan dukungan yang bisa Sobat Shipper berikan mungkin salah satu yang terpenting adalah inget training, inget SLC. Se-simple itu kah? Well, tentu tidak. Tapi mungkin dengan teman – teman mengingat SLC ketika tiap kali mengikuti training, baik itu di dalam Shipper atau di luar Shipper, teman – teman akan selalu mengingat Shipper Learning Center atau Department People Development. Why? Karena untuk berkembang itu pasti membutuhkan usaha dan proses pembelajaran (learning) dan belajar pun bisa dari mana saja dan kapan saja. Dengan teman – teman memiliki semangat untuk belajar dan mengembangkan diri, kita bisa sama – sama membantu mengembangkan diri as an individual dan juga Shipper as a company. Mas Putra memberikan quote penutup yang beliau kutip dari Vin Scully, “Good is not good enough when better is expected” yang mengarahkan untuk terus memiliki rasa haus belajar dan untuk tidak mudah merasa puas dengan apa yang dicapai. Yuk Sobat Shipper, sama – sama kita bangun dan arahkan diri kita untuk memupuk learning habit, whenever, wherever.

QA/QC: Managing & Maintaining The Company’s Standards

Sobat Shipper pernah denger gak sih apa itu ISO? Yes betul, ISO itu merupakan standar yang diakui secara internasional. ISO ini ternyata banyak jenisnya nih, Shipper Troopers. Mungkin Sobat Shipper pernah mendengar sekolah yang memiliki ISO, perusahaan yang memiliki ISO, dan masih banyak lagi. Nah tapi apa ya tujuannya suatu perusahaan memiliki ISO atau standar internasional seperti ini? Tidak hanya ISO nih, Sobat Shipper, standar lain pun perlu dimiliki oleh suatu perusahaan agar semakin dipercaya oleh clientnya dan pastinya selalu bisa menjaga quality dalam seluruh aspek perusahaan. Dalam kondisi bisnis yang seperti sekarang, memiliki suatu standar dalam perusahaan sudah merupakan hal wajib nih, Shipper Troopers, untuk bisa terus beradaptasi dengan perubahan landscape business dan pastinya mendapatkan trust dari internal maupun eksternal stakeholders.

Nah, Sobat Shipper, ISO dan standar ini tidak mudah loh diraihnya. Untuk itu kita perlu nih menjaganya dengan melakukan audit ataupun QA/QC. Untuk itulah kita memiliki team QA/QC yang membantu kita untuk tetap mempertahankan kualitas dari Shipper dan pastinya mempertahankannya, baik dari sisi facility seperti warehouse atau sorting hub, sampai ke work process kita juga loh. Wah, semakin penasaran dong untuk tahu lebih dalam mengenai QA/QC ini? Yuk mari simak pembicaraan kita dengan Mas Jhon Martua Malau selaku QA & QC Manager.

Apa itu QA/QC?

QA/QC ini terbagi menjadi dua nih Sobat Shipper, yaitu QA atau Quality Assurance dan QC atau Quality Control. Untuk QA sendiri, bertugas untuk memantau layanan service yang dihasilkan suatu perusahaan secara keseluruhan, bukan untuk beberapa service khusus, namun as a whole in regards for the system or the procedure yang dilakukan oleh QA/QC. Kemudian untuk QC yang mana kita berbicara mengenai control the quality, dan memang dimaksudkan untuk fokus ke spesifik service, contohnya seperti warehouse. Dengan QC misalnya, Shipper akan secara spesifik nih mengontrol B2C warehouse, seperti melakukan inspeksi untuk memastikan apakah sudah comply dengan standar perusahaan atau belum. Jadi, QA.QC ini bisa dikatakan berada di bawah satu payung yg sama namun berbeda ya, Sobat Shipper.

Apa yang membuat Shipper memutuskan untuk memiliki departemen QA/QC?

Nah, kalau kita bicara mengenai QA/QC nih Sobat Shipper, pastinya kita akan membahas mengenai quality dan layanan yang diberikan oleh Shipper. Kita kan ngga bisa tahu nih, Sobat Shipper, pelayanan Shipper itu bagus atau tidak kalau Shipper tidak memiliki ukuran, nah dengan adanya QA/QC ini kita bisa memiliki standar di sini. Jadi Shipper bisa tahu nih berapa penilaian dari layanan yang diberikan, di score berapa nih performance dari aggregator atau sorting hub kita. Kemudian Mas Jhon menjelaskan bahwa Shipper memiliki beberapa sertifikasi yang menjadi selling point ke customer. “Shipper ini sudah memiliki ISO 9001, ISO 27001 yang sudah disertifikasi oleh Badan Sertifikasi SGS, dan juga regular inspection ke lapangan dari team QA/QC untuk memastikan produk dan services nya udah sesuai dengan standar perusahaan atau tidak. Dan kita juga ada daily, weekly, monthly monitoring,” terang Mas Jhon.

Jadi itulah sebabnya kita membutuhkan QA/QC agar perusahaan bisa mengikuti standar yang sama dengan perusahaan besar lainnya di seluruh dunia (internasional). So, the QA/Q team help the company to maintain the standard.

Perbedaan QA/QC facility dan facilities lainnya

Sobat Shipper tau ngga sih, untuk sisi facility nya, kita harus mem-breakdown per ISO yang terdiri dari dua bagian kalau dari team QA/QC, lho! “Yang pertama itu dari Standardized Facility yang mana kita menjelaskan standar fasilitas yang diterapkan di Shipper itu seperti apa, seperti dari sisi standar eksterior dan juga interior. We make sure kalo seluruh standar di manapun, kapanpun, dan untuk siapapun itu sama, yaitu standar yang sudah dijamin oleh perusahaan yang sudah memiliki sertifikat ISO; dari sisi peraturan keselamatan, dari sisi material handling equipment (contohnya seperti pallet jack yang sudah tersedia serta denah gudang yang sudah OK dari sisi client).” jelas Mas Jhon.

Nah kemudian, Sobat Shipper, tim QA/QC juga memastikan nih beberapa standar penting yang dimiliki oleh Shipper, diantaranya yaitu proses re-warehousing atau pengelolaan pergudangan yang berulang-ulang, kemudian pemeliharaan seperti toilet dan musholla yang kita sediakan, 5S: Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), dan menyediakan designated line atau marking di gudang dan di office kita. “Dari layanan keamanan kita make sure security kita sudah melakukan protokol keamanan perusahaan, dari pencegahan kecelakaan kita make sure semua risiko kecelakaan di tempat kerja sudah diminimalisir ke tahap yang dapat diterima, kemudian dari peralatan kerja kita make sure aset Shipper selalu di maintain supaya tidak ada potensi theft atau kehilangan dsb., karena semuanya well-recorded dan traceable dan yang terakhir dari sisi pemahaman pemadaman api serta kelistrikan, di mana kita selalu melakukan sosialisasi secara langsung atau melalui poster,” terang Mas Jhon terkait dengan facility dari QA/QC.

Jadi, untuk facility QA/QC ini tidak hanya difokuskan untuk facility-nya saja nih Shipper Troopers, tetapi juga fokus ke sumber daya manusia nya supaya lebih mengerti dan dapat bekerja secara maksimal dan efektif.

Metode QA/QC dari sisi facility-nya (Warehouse dan SH)

Dari sisi fasilitas, QA/QC memiliki 13 kategori pengecekan (75 checklist item) nih Sobat Shipper, sedangkan untuk standardized process nya terdapat 10 kategori pengecekan (71 checklist item) yang mampu membantu mengetahui apakah standar yang kita lakukan sudah sesuai dengan standar dari perusahaan. Kemudian dari 13 kategori facilities dan 10 kategori proses tersebut, tim QA/QC akan melakukan weekly call dengan tim operasional untuk membahas temuan/ anomali apa saja yang ditemukan di facility mereka masing-masing, serta tim QA/QC juga memberikan training tentang QA/QC sebanyak dua kali dalam setahun. “Mulai dari basic first-aid, basic firefighting, 5S (standar pemeliharaan), Defensive driving, safety riding dan juga inspeksi audit,” jelas Mas Jhon.

Sertifikasi APAR di Shipper

Kalau untuk standar APAR sendiri, tim QA/QC mengikuti acuan Permenaker No.4 Tahun 1980 di mana kita diminta agar APAR itu mudah diakses atau tidak terhalang benda lain. Kemudian APAR harus dipasang atau digantung di dinding, minimal 15 cm di atas lantai atau idealnya berjarak 125 cm di atas permukaan lantai. Selanjutnya, APAR harus memiliki signage atau penandanya yaitu segitiga merah yang diletakkan di atasnya. Dan yang terakhir, jarak APAR satu sama lain minimum 15 meter. Nah, untuk sertifikasi nya, ternyata ketika kita memberi APAR sudah dilengkapi oleh SNI nya, Sobat Shipper. Jadi nggak perlu khawatir lagi karena sudah mengikuti standar nasional Indonesia.

Peran tim QA/QC dalam menjadi stardar ISO dan sertifikasi lainnya

Terkait dengan ISO, tim QA/QC sebenarnya lebih condong menjadi gatekeeper karena memang seharusnya ISO ini kan merupakan responsibilities dari tiap karyawan. “QA/QC ini kan kita hanya memfasilitasi saja, memberitahu mengenai standar-standar perusahaan, tetapi implementasinya tetap harus kolaboratif dengan seluruh departemen dan karyawan agar implementasinya bisa berjalan baik di lapangan.” Jelas Mas Jhon. Jadi memang QA/QC yang memfasilitasi, tetapi terkait implementasi tetap menjadi tanggung jawab masing-masing departemen.

ISO: Mengapa penting untuk perusahaan?

Tadi sudah kita ketahui nih, Sobat Shipper, mengenai mana perusahaan yang baik dan yang tidak, di mana perusahaan yang memiliki ISO pasti akan mudah untuk bisa mendapatkan tender ke big client nih, seperti misalnya Coca Cola, Nestle, atau RAPP. “Kita harus think as a big company ya. Karena big company itu pasti sudah fully aware mengenai sertifikasi-sertifikasi ISO dan bahkan mengetahui badan sertifikasi mana yang preferable. Jadi pasti mereka akan tanya mengenai ISO dan badan sertifikasi nya. Untuk Shipper sendiri, kita badan sertifikasinya kan SGS, jadi sudah well-known banget di dunia internasional,” terang Mas Jhon. Oleh karena Shipper sudah memiliki ISO dan menggunakan SGS sebagai badan sertifikasinya, otomatis kita akan lebih mudah untuk mendapatkan tender, serta image Shipper yang pasti akan meningkat juga.

Peran Shipper Troopers untuk menjaga standarisasi yang Shipper miliki

Dari QA/QC pastinya sudah melakukan sosialisasi kepada seluruh business unit terkait standar perusahaan yg harus di follow, seperti memasang signage di fasilitas-fasilitas milik Shipper. Nah untuk langkah minimalnya, Shipper Troopers bisa banget nih membantu tim QA/QC dengan cara mematuhi kebijakan, SOP ataupun WI dan aturan yang sudah ditetapkan di perusahaan (ISO 9001), karena ternyata dari situ, akan mempermudah tim QA/QC untuk memonitoring dari sisi kontrol dokumen, keselamatan kerja teman-teman, jaminan mutu service perusahaan dan keamanan fasilitasnya.