6 Contoh Manajemen Gudang yang Baik

Sebelum membahas manajemen gudang, maka Sobat Shipper perlu memahami terlebih dahulu apa itu warehouse. Untuk orang awam saat mendengar kata warehouse/gudang pasti yang terlintas adalah sebuah ruangan di dalam rumah yang digunakan untuk menyimpan barang-barang yang jarang terpakai. Namun dalam dunia bisnis, istilah warehouse digunakan untuk merujuk sistem pergudangan atau logistik yang digunakan oleh sebuah perusahaan untuk menyimpan produknya. Yang membedakan istilah ini dengan gudang biasa adalah warehouse memiliki sistem yang bisa memberikan informasi mengenai ketersediaan atau stok produk, kondisi hingga status pengiriman produk tersebut.

Manajemen Gudang

Sistem Manajemen gudang bertujuan menangani dan mengendalikan semua material di dalam gudang. Secara garis besar, manajemen gudang berkaitan dengan pergerakan, pengambilan, pengepakan, dan penyimpanan stok di dalam gudang. Fungsi dasar sistem manajemen gudang antara lain adalah:

1. Penentuan lokasi dan ketersediaan stok.

2. Pelaporan inventaris dan reorder tepat waktu.

3. Penyediaan kebutuhan pasar lebih cepat.

Selain yang telah disebutkan di atas, sistem manajemen gudang menjadi induk dari manajemen penyimpanan, manajemen unit penyimpanan, manajemen barang yang berbahaya, pemrosesan pesanan, keluar dan masuknya material, pengambilan stok, pemeriksaan, dan pengisian ulang. Sistem yang baik akan mampu mencegah masalah-masalah kritis dan kompleks terkait stok, serta menjaga seluruh supply chain (rantai suplai) tetap lancar karena mampu membuat arus barang tertata dengan rapi, teratur, dan dapat diperiksa kapan saja. Berikut contoh manajemen gudang yang baik:

1. Data Akurat

Data gudang terdiri dari data pembelian, stok barang, dan penjualan. Data yang akurat akan membantu dalam membuat menentukan prakiraan (forecast) penjualan dan target pemasaran.

2. Forecast Persediaan

Contoh manamejemen gudang yang baik adalah dengan membuat forecast persediaan barang. Selain menjaga agar pasokan produk tidak terputus, forecast berfungsi untuk melancarkan alur pergerakan stok dan mengurangi risiko kehilangan barang.

3. Pemeriksaan

Sebelum barang disimpan di dalam gudang, harus dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Dalam proses ini, barang akan diberi kode untuk memudahkan pemeriksaan ada atau tidaknya barang yang dicatat dalam stok gudang. Pemeriksaan juga penting untuk mengetahui seberapa banyak barang yang memiliki kecacatan atau kerusakan lainnya.

4. Pemisahan Stok Lama dan Baru

Pemisahan stok barang lama dan baru berguna untuk mempermudah perhitungan jumlah stok lama yang belum terjual. Khususnya bila barang yang disimpan memiliki tanggal kadaluarsa, pemisahan stok akan memudahkan Sobat Shipper dalam pendistribusian barang. Pemisahan ini juga berguna untuk membuat forecast persediaan barang yang akan datang.

5. Jadwal Keluar-Masuk Barang

Untuk memudahkan Sobat Shipper dalam mengerjakan forecast, buatlah jadwal keluar-masuk barang yang teratur. Mulai dari jadwal pembelian kepada supplier, jadwal penerimaan, hingga jadwal pengiriman barang pada distributor.

6. Mengatur Tata Letak

Saat mengatur tata letak gudang, Sobat Shipper harus memastikan akan ada ruang yang cukup untuk menyimpan seluruh stok dan area untuk staf bekerja. Pada umumnya, gudang yang baik memiliki area penerimaan barang, lokasi pembongkaran barang, tempat pengemasan barang, area pengiriman barang, tempat penyimpanan stok lama dan baru, serta lokasi kantor.

Shipper sudah memiliki manajemen gudang dan pengiriman yang efisien serta terintegrasi. Tidak perlu lagi repot memikirkan hal-hal di atas karena kami adalah solusi logistik untuk semua kebutuhan Sobat Shipper. Temukan kemudahan mengelola gudang di shipper.id/warehouse