4 Tips Mengirim Barang Pecah Belah Agar Aman Sampai Tujuan
Di zaman yang serba modern ini, belanja jadi semakin mudah berkat adanya online shop. Tanpa perlu keluar rumah, semua kebutuhan bisa terpenuhi dengan sekali klik. Mulai dari kebutuhan primer, barang elektronik, sampai perabotan rumah tangga.
Tapi, jangan seneng dulu. Kemudahan yang ditawarkan online shop juga punya tantangan tersendiri, baik untuk pelaku bisnis maupun konsumen. Salah satunya ketika mengirim barang pecah belah. Nggak seperti produk lainnya, barang pecah belah butuh penanganan khusus biar aman sampai tujuan.
Buat kamu yang menjual barang pecah belah, terapkan 4 tips berikut ini agar produkmu tidak rusak saat dikirim ke bisnis pengiriman barang. Yuk, kita ulas satu per satu tips mengirim barang pecah belah.
Baca juga: Cara Hitung Berat Tarif Kirim Barang ke Luar Negeri Terbaru
Cara Mengirim Barang Pecah Belah
Barang pecah belah punya risiko yang lebih tinggi dibanding kebutuhan sekunder, Sobat Shipper. Terlebih lagi, proses bisnis pengiriman barang tidaklah sederhana. Produk yang kamu kirim akan dimuat bersama barang-barang lain dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sebab itu, kamu harus memastikan barang pecah belah di packing dengan benar.
1. Gunakan kotak dengan ukuran yang sesuai
Jika ingin mengirim barang pecah belah, sebaiknya kamu memilih kardus atau kotak yang ukurannya sesuai dengan barang tersebut. Menggunakan kardus berukuran ekstra besar justru akan menyisakan banyak ruang yang bisa membuat barang pecah belah mudah rusak. Selain itu, ukuran kardus yang terlalu besar berpengaruh pada biaya kirim.
Biasanya bisnis pengiriman barang menggunakan dua metode untuk menghitung biaya kirim. Yakni dengan menghitung beratnya dan mengukur volumenya. Pastinya nggak lucu, kan, kalau ongkir lebih mahal daripada barang yang dikirim?
Supaya lebih mudah mendapatkan kotak yang seukuran dengan produkmu, maka ukurlah area di sekitar barang yang akan kamu kirim. Mulai dari panjang sisi ke sisi, depan ke belakang, dan tinggi barangnya. Untuk memudahkan proses packing, beri sedikit ruang seukuran 0,5 cm agar barang bisa masuk ke dalam kotak dengan mudah.
2. Gunakan bubble wrap untuk melindungi barang
Melapisi barang pecah belah dengan bubble wrap akan meningkatkan keamanannya. Setelah itu, kamu bisa memasukkannya ke dalam kardus yang sedikit lebih besar untuk melapisinya agar lebih aman. Jika memungkinkan, kamu juga bisa menambahkan styrofoam ke dalam kardus agar barang tidak terbentur saa dipindahkan dari tempat satu ke tempat lainnya.
3. Gunakan peti kemas
Untuk pengiriman barang pecah belah yang harganya mahal, kamu bisa menggunakan peti kayu di bagian luarnya. Tekstur peti kayu yang keras akan meningkatkan perlindungan barang pecah belah yang kamu kirim. Meski begitu, packing dengan peti kayu akan membuat ongkos kirimnya jadi mahal karena bisnis pengiriman barang menghitung per dimensinya. Selain itu, penerima akan sedikit kesulitan saat membongkar kiriman jika menggunakan peti kayu.
4. Tambahkan stiker pada kemasan agar mudah dikenali
Nggak cuman produk kamu aja yang diurus oleh bisnis pengiriman barang. Ada ratusan bahkan ribuan barang yang harus diurus setiap harinya. Untuk memudahkan pengelolaan barang, tambahkan stiker dan tanda fragile pada kemasan. Tanda fragile bisa kamu tambahkan sendiri atau meminta pada jasa pengiriman. Dengan menambahkan stiker dan tanda fragile, kurir akan lebih berhati-hati dalam proses pengiriman.
Selain menerapkan empat tips di atas, Sobat Shipper wajib memilih bisnis pengiriman barang terpercaya untuk barang pecah belah. Dengan jasa terpercaya seperti Shipper, barang kamu akan aman sampai tujuan. Untuk informasi lebih jelas mengenai tarifnya, kamu bisa langsung cek website Shipper di https://shipper.id/shipping.
Baca juga: Cara Mudah Kirim Barang dengan Cargo
Ingin konsultasi lebih lanjut? Isi data Anda di sini:
Latest Article
Cek Ongkos Kirim Semua Ekspedisi dalam Satu Platform, Hanya 1 Menit!
Strategi Menggunakan Collaborative Warehouse Untuk Mengefektifkan Budget Operasional Anda
4 Hal yang Perlu diingat agar Warehouse Anda Memenuhi Standarisasi HME
Bagaimana Cara Menjaga Kualitas Produk dengan Menggunakan WH Management System?
Perbedaan WMS dan SCM (Supply Chain Management)