Perbedaan Cross Selling dan Up Selling dan Penggunaannya dalam Strategi Bisnis

Dalam dunia bisnis, memasarkan produk menjadi elemen sangat penting penunjang kesuksesan. Dengan strategi promosi yang tepat, Sobat Shipper bisa melonjakkan bisnis dengan siginifikan.

Ada banyak strategi untuk berpromosi. Salah satunya dengan cross selling and up selling. Keduanya memang serupa tapi penggunaannya memiliki tujuan dan cara yang berbeda.

Berikut penjelasan lengkapnya tentang cross selling dan up selling.

Pengertian Cross Selling

Cross selling adalah strategi pemasaran produk dengan menawarkan barang lain sebagai tambahan. Barang tambahan yang ditawarkan tentunya harus berhubungan dengan produk utama yang dijual.

Secara harga, biasanya produk cross selling jauh lebih terjangkau dibanding barang utama. Hal ini dikarenakan tujuan utama cross selling adalah menarik perhatian konsumen untuk sekalian membeli produk lain yang sifatnya komplementer.

Strategi cross selling sudah sering digunakan dalam strategi pemasaran online maupun offline. Sebagai contoh promosi offline adalah ketika kamu datang ke seupermarket. Kamu berniat membeli botol minuman, kasir juga menawarkan minuman dingin yang harganya jauh lebih murah.

Tak hanya itu, di platform digital, cross selling juga sering kamu temukan. Misalnya, kamu berniat membeli kerudung di salah satu e-commerce. Kamu menemukan harga kerudung hanya Rp 5 Ribu, otomatis kamu akan tertarik.

Padahal harga tersebut hanya untuk pembelian daleman kerudung yang juga dimasukkan dalam satu galeri produk.

Pengertian Up Selling

Up Selling adalah teknik pemasaran produk yang menawarkan barang lain dengan harga lebih tinggi. Barang yang ditawarkan harus sejenis dengan barang yang sudah menarik perhatian konsumen

Yang pasti, tujuan teknik up selling ini adalah menaikkan value penjualan dengan menawarkan produk yang lebih mahal.

Penggunaan teknik Up Selling juga sudah marak dilakukan. Misalnya, ketika kamu berniat membeli mesin cuci seharga Rp 3 Juta, penjual juga akan menawarkan produk lain dengan harga Rp 4 Juta dengan membeberkan segala kelebihan produk yang lebih mahal tersebut.

Perbedaan Cross Selling dan Up Selling

Walau sama-sama mencoba menawarkan produk lain saat konsumen sudah tertarik membeli, namun ada perbedaan cukup mendasar antara cross selling dan up selling.

Berikut perbedaan yang harus Sobat Shipper ketahui.

1. Harga Produk yang Ditawarkan

Perbedaan cross selling dan up selling yang pertama adalah dari segi harga yang ditawarkan. Untuk cross selling, biasanya penjual menawarkan produk dengan harga yang lebih murah.

Sementara itu, dalam teknik up selling, kamu bisa menawarkan produk dengan harga yang lebih tinggi dibanding produk yang menarik perhatian pelanggan.

2. Jenis Produk yang Ditawarkan

Untuk teknik cross selling, jenis produk yang ditawarkan tak terbatas. Bisa apa pun yang berbeda dengan produk utama, namun harus berhubungan satu sama lain.

Sedangkan dalam up selling, jenis produk yang ditawarkan harus sejenis.

3. Target Konsumen

Target konsumen juga menjadi perbedaan dalam penggunaan teknik cross selling dan up selling. Untuk cross selling, kamu bisa menargetkan audiens manapun dan siapapun.

Namun, untuk up selling, pastikan untuk menargetkan audiens yang memiliki kecenderungan mampu membeli dengan harga yang lebih tinggi.

Dengan mengetahui perbedaan pasti antara teknik cross selling dan up selling, Sobat Shipper bisa memastikan strategi mana yang cocok dengan produk yang kamu punya.

Sebelum melakukan promosi produk, alangkah baiknya meningkatkan pelayanan terhadap konsumen. Salah satunya dengan memilih jasa pengantaran yang tepat. Kamu bisa gunakan jasa Shipper untuk menjaga kepercayaan pelanggan dalam pengiriman barang. Apa saja layanan yang Shipper punya? Yuk, kunjungi https://shipper.id!

Baca Juga : Memahami Pengertian B2B dan Perbedaannya dengan B2C