7 Hal Penting yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memulai Bisnis Impor

Dalam kegiatan ekonomi negara, impor adalah aktivitas yang berhubungan dengan pembelian barang atau jasa dari negara-negara lain. Melalui impor, negara bakal mengurangi pengeluaran devisa ke luar negeri, memenuhi kebutuhan dalam negeri, hingga menguatkan neraca pembayaran dalam kas negara.

Prospek yang menjanjikan menjadikan kegiatan impor sebagai peluang bisnis menggiurkan. Sobat Shipper yang tertarik buat menggeluti bidang ini tentunya perlu mempersiapkan diri dengan langkah-langkah berikut ini:

1. Tentukan Jenis Barang dan Negara Asalnya

Karena bakal melibatkan negara lain, Sobat Shipper harus cermat dalam menentukan jenis barang yang dibeli. Pasalnya, impor adalah kegiatan yang membutuhkan kode dan dokumen penting sebagai bukti legalitas, seperti HS Code untuk kodifikasi barang impor dalam BTKI. Biaya bea masuk (termasuk PPh dan PPN), perizinan, hingga mencegah masalah pengeluaran barang akan membantu penentuannya.

2. Buat Tata Cara Penyerahan Barang Impor

Langkah yang satu ini merupakan salah satu tugas importir barang. Mereka dapat bernegosiasi dengan seller buat melancarkan prosesnya. Importir pun harus hati-hati dalam mempertimbangkan biaya sampai risiko yang harus ditanggung, apalagi kalau negara asal punya aturan yang cukup ketat. Pastikan juga buat mengurus pengangkutan hingga pengeluaran barang dari pelabuhan, ya.

Baca juga: Cara Pengiriman Barang dari Luar Negeri ke Indonesia

3. Tetapkan Metode Pembayaran dalam Impor

Impor adalah aktivitas yang terbilang riskan, sehingga metode pembayaran yang Sobat Shipper pilih harus sesuai kriteria konsumen. Ada dua jenis metode yang umumnya digunakan. Satu, Non LC yang terdiri atas Cash in Advance Payment, Documentary Collection, dan Open Account. Dua, Documentary Credit-LC yang terdiri atas Usance, Sight LC, dan Red Clause.

4. Urus Pengajuan Perizinan Impor

Dalam izin barang impor, ada dua jenis perizinan yang bisa Sobat Shipper ajukan. Di antaranya adalah perizinan pokok yang mencakup legalitas perusahaan, Angka Pengenal Impor (API), dan Nomor Induk Kepabeanan. Sementara perizinan khusus dikenakan untuk jenis barang tertentu, misalnya buah-buahan yang harus mengantongi izin IP Hortikultura atau IT Hortikultura.

5. Pilih Transporter atau Freight Forwarder

Transporter atau freight forwarder adalah hal lain yang harus Sobat Shipper perhatikan mengingat impor adalah kegiatan yang melibatkan pengangkutan barang. Importir nantinya akan memberikan tanggung jawab kepada pihak yang menyediakan jasa ini. Supaya prosesnya lancar, Sobat Shipper perlu membuat kesepakatan dulu dengan seller yang memasok barangnya.

6. Susun Jadwal Pengiriman Barang (Importasi)

Dalam mengelola jasa impor barang, jadwal memegang peran penting untuk menjaga kelancaran pengirimannya. Seorang importir wajib memahami alur dan durasi pengiriman barang dari pelabuhan seller sampai ke tujuan, proses di kantor bea cukai, hingga tiba di tangan importir. Dengan jadwal pula Sobat Shipper dapat meminimalisasi risiko seperti keterlambatan.

7. Pantau Kegiatan Barang yang Berlangsung

Impor adalah aktivitas yang harus Sobat Shipper pantau secara saksama. Hal ini meliputi pengurusan pengangkutan barang, pengambilan dokumen terkait barang impor, pengeluaran barang, serta importasi barang ke gudang atau lokasi importir. Dengan mengikuti prosedur, kegiatan importir bakal berjalan lebih baik dan tak akan dianggap mencurigakan.

Oleh karena itu, Sobat Shipper harus mempercayakan penyedia layanan terpercaya seperti Shipper dalam kegiatan impor. Bukan hanya mampu mengantar ke berbagai tempat di Indonesia, Shipper juga siap menjembatani importir dengan seller. Sobat Shipper tinggal akses saja website resminya di https://shipper.id untuk memeriksa track record atau mengajak mereka bekerjasama di bidang impor.

Baca juga: Cara Cek Resi Luar Negeri Secara Cepat dan Akurat !