Skip to content

Cara Menghitung Biaya Ekspor Sebuah Produk Supaya Tidak Rugi

Bagi eksportir pemula atau pelaku bisnis yang baru ingin mencoba ekspor tak jarang mengalami kendala dalam penentuan harga. Keika menentukan harga ekspor ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Harga ekspor tentu berbeda dengan harga jual di pasar lokal. Oleh karena itu, pelaku bisnis perlu tahu cara menghitung biaya ekspor sebuah produk yang tepat.

Biaya-Biaya yang Mempengaruhi Harga Ekspor

Penetapan harga yang tepat dapat memudahkan eksportir untuk mendapat kontrak dari importir. Dalam menentukan harga produk ekspor perlu menghitung biaya secara efektif. Berikut ini adalah biaya-biaya yang mempengaruhi cara menghitung biaya ekspor sebuah produk.

  1. Harga Pokok Produksi 

Cara menghitung biaya ekspor sebuah produk  paling penting adalah mengetahui HPP atau harga pokok produksi. Harga pokok produksi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses produksi dalam waktu tertentu. Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, alat, bahan pendukung lainnya yang dipakai selama proses produksi barang.

Unsur harga pokok produksi ada dua yaitu biaya produksi dan biaya operasional pabrik. Biaya produksi adalah biaya langsung yang dipakai selama proses produksi, misalnya biaya bahan baku, biaya pendukung dan upah pegawai. Sedangkan, biaya operasional meliputi biaya tak langsung seperti biaya listrik, perawatan mesin dan lain-lain.

Harga pokok produksi untuk pelaku usaha yang hendak mengekspor barangnya tapi tidak memproduksi barang sendiri berbeda. Biaya yang perlu dihitung dari biaya pembelian produk, biaya pengiriman ke gudang.  Bagi pelaku usaha yang tidak memproduksi sendiri, maka biaya pokok adalah biaya terkait proses penyediaan barang jadi tersebut.

  1. Biaya Pengemasan 

Produk ekspor membutuhkan kemasan khusus yang lebih terjamin keamanannya dan tahan lama. Oleh karena itu, biaya pengemasan produk ekspor perlu dihitung dengan seksama agar tidak rugi. Biaya pengemasan meliputi biaya beli kemasan, upah pengemasan, biaya printing kemasan dan lain-lain. Kalkulasi biaya pengemasan meliputi seluruh biaya yang terkait proses pengemasan produk sebelum diekspor.

  1. Biaya Bank

Proses pembayaran ekspor bisa melibatkan pihak bank. Misalnya jika eksportir menggunakan metode transaksi Telegraphic Transfer (T/T), Letter of Credit (L/C), atau Cash Against Documents (CAD).

Setiap metode pembayaran melalui bank ini dikenakan biaya berbeda-beda. Berikut kisaran biaya pembayaran bank berdasarkan metode transaksinya.

  • Telegraphic Transfer (T/T) : kisaran biaya bank USD 5 -10 per transfer
  • Letter of Credit (L/C) : kisaran biaya bank USD 75 – 150 per proses pembayaran
  • Cash Against Documents (CAD) : kisaran biaya sama dengan L/C yaitu USD 75 – 150

Biaya pembayaran bank bisa saja berbeda-beda tergantung jenis bank atau negara tujuan ekspor tersebut. Bank yang digunakan adalah bank yang dipakai oleh pihak importir dan bank dari eksportir.

  1. Biaya Transportasi (Trucking)

Dalam proses menghitung biaya ekspor ada yang namanya biaya transportasi yaitu biaya dari gudang ke pelabuhan. Mengapa biaya transportasi penting dihitung? Sebab, biaya ini akan rutin dilakukan dalam setiap transaksi ekspor jadi perlu diperhatikan agar perhitungan biaya ekspor tepat.

  1. Biaya Forwarder

Khusus bagi Sobat Shipper yang menggunakan jasa forwarder atau penghubung antara importir dan eksportir maka perlu diperhitungkan juga. Fungsi forwarder adalah membantu melancarkan proses transaksi dari gudang ke pelabuhan serta kepengurusan dokumen hingga pengiriman sampai ke negara importir.

Biaya forwarder ini bisa beragam tergantung penyedia layanan atau jasa. Kisaran biaya mulai dari Rp 250.000 hingga jutaan rupiah dalam setiap layanan.

  1. Biaya Pengurusan Dokumen Ekspor

Cara menghitung biaya ekspor sebuah produk juga dipengaruhi oleh biaya pengurusan dokumen. Dokumen yang diperlukan bisa berbeda setiap negara tergantung kebijakan dan persyaratan yang berlaku. Jenis produk yang diekspor juga dapat mempengaruhi biaya pengurusan dokumen.

Contohnya, untuk ekspor produk obat atau pangan yang perlu pemeriksaan laboratorium maka akan dikenakan biaya dokumen khusus. Seperti dokumen certificate of analysis sebagai bukti produk sudah memenuhi standar dari laboratorium terakreditasi.

  1. Biaya THC

THC adalah Terminal Handling Charge yaitu biaya penanganan barang di pelabuhan berdasarkan berat barang. Biaya ini khusus jika menggunakan full container, jika tidak maka tidak perlu dihitung.

  1. Biaya Bea Keluar

Biaya bea keluar dibebankan untuk beberapa jenis produk ekspor, seperti produk kulit (15-25% nilai invoice), biji kakao (0-15% nilai invoice), kelapa sawit (0-10% nilai invoice) dan sebagainya.

  1. Biaya Agen atau Broker 

Beberapa eksportir menggunakan jasa agen atau broker sebagai pihak ketiga yang mengurus bisnis ekspornya di luar negeri. Agen dan broker membantu eksportir mencari calon pembeli dan mencapai kesepakatan transaksi. Komisi agen dan broker beragam tergantung kesepakatan dengan eksportir, umumnya berkisar 2-5% dari nilai ekspor produk yang terjual.

  1. Biaya Pengiriman 

Biaya kirim produk dari pelabuhan negara eksportir ke pelabuhan negara importir. Biaya pengiriman tergantung jarak dan layanan pengiriman yang digunakan.

Beberapa cara pengiriman produk ekspor yaitu:

  • Courier: Untuk  produk ekspor dengan berat kurang lebih 1 kg
  • Air cargo: Untuk produk ekspor dengan berat minimal 45 kg menggunakan jalur udara
  • Sea cargo less container load: Untuk berat barang ekspor minimal 1 MT menggunakan kapal laut
  • Sea cargo full container load: Untuk barang ekspor minimal 1 container menggunakan kapal laut
  1. Asuransi 

Khusus untuk metode pembayaran ekspor CIF (Cost Insurance and Freight) membutuhkan biaya asuransi. Besaran biaya berkisar dari 0,1-0,5% total harga CFR (Cost and Freight).

  1. Biaya Lainnya

Biaya lainnya meliputi biaya gudang, biaya operasional atau biaya bunga dan biaya pajak. Biaya gudang jika eksportir menyewa gudang. Biaya operasional lain seperti sewa kantor, promosi dan lain-lain. Biaya bunga dan pajak jika ada pinjaman modal dari bank.

Contoh Cara Menghitung Biaya Ekspor Sebuah Produk

Mari kita coba menghitung biaya ekspor produk berdasarkan contoh kasus fiktif berikut ini menggunakan metode pembayaran EXW.

  • Perusahaan AZ mendapat kontrak ekspor keripik dari Bandung ke Arab Saudi
  • Jumlah ekspor 200 karton dengan isi masing-masing karton 5 kg, total 1.000 kg

Hitung Biaya:

  • Harga pokok produksi = Rp 10.000 /kg
  • Harga pengemasan = Rp 1.100 /kg
  • Biaya bank = Rp 572 /kg
  • Harga pokok penjualan EXW = Harga pokok produksi + pengemasan + biaya bank

= 10.000 + 1.100 + 672 = Rp 11.672 /kg

  • Target keuntungan kotor = Rp 1.000 /kg
  • Harga penawaran EXW = Rp 12.672 /kg = USD 0,905/ kg (kurs Rp 14.000)

Semoga penjelasan ini memudahkan Sobat Shipper dalam mempelajari cara menghitung biaya ekspor sebuah produk. Agar bisnis ekspor lancar dan bisa mendapatkan biaya jual yang efektif pilih jasa ekspedisi dengan penawaran harga terbaik dan layanan profesional. Mari bekerjasama dengan Shipper untuk kebutuhan bisnis ekspor Sobat Shipper!

Shipper Indonesia

Shipper Indonesia menjemput paket Anda dan mencarikan harga pengirim terbaik dari agen pengiriman ternama. Cukup siapkan pesanan, jadwalkan waktu penjemputan, dan kami akan mengurus sisanya, pengiriman jadi mudah.

Ingin konsultasi lebih lanjut?
Isi data Anda di sini:

Kontak Sales

Student Webinar Class

Seller Webinar Class

Shipper Bootcamp Freshgraduate & Undergraduate

Seller Knowledge

×